RATAPAN
GADIS KECIL DIATAS KUBUR
Pada waktu Hasan Al-Bashri sedang
duduk didepan rumahnya , tiba-tiba lewat beberapa orang sedang mengusung
keranda jenazah. Hasan pun segera bergabung dalam iringan itu
Dari belakang iringan itu , tampak seorang gadis kecil sedang berlri lari sambil menangis , menyusul iringan itu . Ternyata gadis kecil itu anak dari jenazah yang sedang diusung .
" Ayah....." ! mengapa kau begitu cepat meninggalkan aku....! " teriak gadis kecil itu terus menerus hingga selesai pemakaman.
Dengan air mata berderi , gadis kecil itu pun pulang kerumhnya . Timbul perasaan iba pada hati Hasan melihat gadis sekecil itu telah kehilangan kasih sayang dan bimbingan seorang ayah.
Keesokan harinya , tatkala Hasan Al- Bashri sedang duduk di teras rumahnya , gadis kecil itu muncul lagi . Sambil menangis dan berterik , ia menuju makam ayahnya . Hasan mengikuti dari belakangnya, ingin mengetahui apa yang akan diperbuatnya.
Sesampai dimakam ayahnya , gadis kecil itu memeluk makamnya dengan pipi diletakkan diatas gndukan tanah merah sembari meratap . Dari balik persembunyiaanya , Hasan bisa mendengarkan apa yang dikatakan oleh gadis itu.
"Ayah , malam tadi kau terbaring sendirian dalam kubur yang gelap ini. Jika malam sebelumnya aku bisa menyalakanlampu untukmu, tapi siapakah yaang menerangimu sekarang?" Jika malam sebelumnya aku bisa menggelar tikar untuk alas tidur ayah , tapi siapakah sekarang yang menggelarkannya untukmu?" Jika malam sebelumnya aku bisa memijit ayah , tapi siaapakah sekarang yang memijitmu? " ratap gadis kecil itu memilukan.
" Ayah jika malam sebelumnya aku yang menyelimuti tubuhmu , tapi siapakah yang menyelimutimu tadi malam ? Jika malam sebelumnya , ayah bisa memanggilku dan aku pun menjawabnya, tapi siapakah semalam yang engkau panggil dan siapa pula yang menjawabmu? Jika sebelumnya ayah minta makan dan memintaku untuk menyiaapkannya , tapi apakah semalam ayah makan dan siapa yang menyiapkannya? " kembali terdengar ratapan gadis kecil itu diantara isakan tangisnya.
Hasan Al -Bashri yang mendenganr ratapan gadis kecil diatas kuburan itu , tak kuasa menahan air matanya karena trharu . Mka didekatilah gadis itu sembari memberi nasehat.
"Wahai anakku ! Janganlah meratap seperti itu . Seharusnya , Ucapkanlah seperti kata-kataku ini . Ayah......kau telah kukafani dengan kafan yang bagus , masihkh kau memakainya ? Kta orang Saleh , kain kafan orang yang meninggal dunia ada yang diganti dengan kain kafan dari surga dan pula yang dari nerka . Manakah diantara kain kafan itu yang ayah kenakan sekarang ?" Kata Hasan menenangkan hati gadis kecil itu.
Dari belakang iringan itu , tampak seorang gadis kecil sedang berlri lari sambil menangis , menyusul iringan itu . Ternyata gadis kecil itu anak dari jenazah yang sedang diusung .
" Ayah....." ! mengapa kau begitu cepat meninggalkan aku....! " teriak gadis kecil itu terus menerus hingga selesai pemakaman.
Dengan air mata berderi , gadis kecil itu pun pulang kerumhnya . Timbul perasaan iba pada hati Hasan melihat gadis sekecil itu telah kehilangan kasih sayang dan bimbingan seorang ayah.
Keesokan harinya , tatkala Hasan Al- Bashri sedang duduk di teras rumahnya , gadis kecil itu muncul lagi . Sambil menangis dan berterik , ia menuju makam ayahnya . Hasan mengikuti dari belakangnya, ingin mengetahui apa yang akan diperbuatnya.
Sesampai dimakam ayahnya , gadis kecil itu memeluk makamnya dengan pipi diletakkan diatas gndukan tanah merah sembari meratap . Dari balik persembunyiaanya , Hasan bisa mendengarkan apa yang dikatakan oleh gadis itu.
"Ayah , malam tadi kau terbaring sendirian dalam kubur yang gelap ini. Jika malam sebelumnya aku bisa menyalakanlampu untukmu, tapi siapakah yaang menerangimu sekarang?" Jika malam sebelumnya aku bisa menggelar tikar untuk alas tidur ayah , tapi siapakah sekarang yang menggelarkannya untukmu?" Jika malam sebelumnya aku bisa memijit ayah , tapi siaapakah sekarang yang memijitmu? " ratap gadis kecil itu memilukan.
" Ayah jika malam sebelumnya aku yang menyelimuti tubuhmu , tapi siapakah yang menyelimutimu tadi malam ? Jika malam sebelumnya , ayah bisa memanggilku dan aku pun menjawabnya, tapi siapakah semalam yang engkau panggil dan siapa pula yang menjawabmu? Jika sebelumnya ayah minta makan dan memintaku untuk menyiaapkannya , tapi apakah semalam ayah makan dan siapa yang menyiapkannya? " kembali terdengar ratapan gadis kecil itu diantara isakan tangisnya.
Hasan Al -Bashri yang mendenganr ratapan gadis kecil diatas kuburan itu , tak kuasa menahan air matanya karena trharu . Mka didekatilah gadis itu sembari memberi nasehat.
"Wahai anakku ! Janganlah meratap seperti itu . Seharusnya , Ucapkanlah seperti kata-kataku ini . Ayah......kau telah kukafani dengan kafan yang bagus , masihkh kau memakainya ? Kta orang Saleh , kain kafan orang yang meninggal dunia ada yang diganti dengan kain kafan dari surga dan pula yang dari nerka . Manakah diantara kain kafan itu yang ayah kenakan sekarang ?" Kata Hasan menenangkan hati gadis kecil itu.
" Ayah .......Kemarin aku telah
meletakkan tubuhmu yang sgar bugar dalam kubur , masih bugarkah tubuh ayah
sekarang? Ayah ....., para ulama mengatakan bahwa semua manusia akan ditanya
tentang keimanannya. Diantara mereka ada yang bisa menjawab dengan lancar ,
namun ada pula yang bisu . Apakah ayah bisa menjawb atau hanya membisu ?"
Sambung Hasan memberi nasehat.
" Ayah .......,kaanya kuburan
itu itu bisa menjadi luas atau bertambah sempit tergantung amalnya sewaktu
hidup didunia . Bahkan , katanya kuburan itu bisa merupakan secuil dari
taman syurga ., namun bisa juga merupakan lubang dari neraka . Yang menjadi
pikiranku , apakah kuburan ayah sekarang ini bertambah luas atau semakin
menyempit , taman syurga ataukah lubang neraka ?" tambah Hasan.
" Ayah.........., katanya liang
kubur bisa menghangati mayat sebagaimana pelukan serorang ibu kepada anaknya,
tetapi bisa pula seperti lilitan ular yang mermukkan tulang . Bagaimana
keadaaan tubuh ayah sekarang ini ? " lanjut Hasan .
" Ayah........., Ktanya orang yang berada dalam kubur itu ada yang menyesali mengapa sewaktu hidup didunia tak memperbanyak amal sholeh , dan yang menyesali mengapa melakukan maksiat , pertanyaanku , apakah ayah termasuk orang yang menyesali karena perbuatan maksiat atau karena sedikit melakukan amal sholeh ?" imbuh asan.
" Terakhir , Ayah........, dulu setiap aku memanggilmu engkau selalu menjawab , namun kini setiap kupanggil engkau tak pernah menjawab . Kini kita telah berpisah dan tak akan bertemu sampai hari kiamat kelak . Semoga Alloh tak menghalangi perjumpaanku denganmu " bimbing Hasan kepada gadis kecil itu yang sedari tadi senantiasa mendengarkan nasehatnya.
Gadis kecil diam sejenak . Tak lama kemudian ia berkata , " Nasehat Tuan sangat baik sekali , saya sampaikan terima kasih banyak ."
Setelah mengucapkan demikian , gadis kecil itu lalu mendoakan ayahnya. Kmudian Hasan Al - Bashri mengajak pulang.
(disarikan ---dari jejak para sufi----imam Musbikin--Miftahul Asror ---Mitra Pustaka--Yogjakarta )
disampikan dalam Kultum Ba'da Maghrib
Oleh Ustadz Pardiro As Slemany
di Masjid Al Falaah Kracaan Semin Semin Gunungkidul & Masjd Nurul Mutaqin Munggur semin Gunugkidul
" Ayah........., Ktanya orang yang berada dalam kubur itu ada yang menyesali mengapa sewaktu hidup didunia tak memperbanyak amal sholeh , dan yang menyesali mengapa melakukan maksiat , pertanyaanku , apakah ayah termasuk orang yang menyesali karena perbuatan maksiat atau karena sedikit melakukan amal sholeh ?" imbuh asan.
" Terakhir , Ayah........, dulu setiap aku memanggilmu engkau selalu menjawab , namun kini setiap kupanggil engkau tak pernah menjawab . Kini kita telah berpisah dan tak akan bertemu sampai hari kiamat kelak . Semoga Alloh tak menghalangi perjumpaanku denganmu " bimbing Hasan kepada gadis kecil itu yang sedari tadi senantiasa mendengarkan nasehatnya.
Gadis kecil diam sejenak . Tak lama kemudian ia berkata , " Nasehat Tuan sangat baik sekali , saya sampaikan terima kasih banyak ."
Setelah mengucapkan demikian , gadis kecil itu lalu mendoakan ayahnya. Kmudian Hasan Al - Bashri mengajak pulang.
(disarikan ---dari jejak para sufi----imam Musbikin--Miftahul Asror ---Mitra Pustaka--Yogjakarta )
disampikan dalam Kultum Ba'da Maghrib
Oleh Ustadz Pardiro As Slemany
di Masjid Al Falaah Kracaan Semin Semin Gunungkidul & Masjd Nurul Mutaqin Munggur semin Gunugkidul