Senin, 13 Agustus 2012

Ratapan Gadis Kecil di Atas Kubur


RATAPAN GADIS KECIL DIATAS KUBUR
Pada waktu Hasan Al-Bashri sedang duduk didepan rumahnya , tiba-tiba lewat beberapa orang sedang mengusung keranda jenazah. Hasan pun segera bergabung dalam iringan itu
Dari belakang iringan itu , tampak seorang gadis kecil sedang berlri lari sambil menangis , menyusul  iringan itu . Ternyata gadis kecil itu anak dari jenazah yang sedang diusung .
" Ayah....." ! mengapa kau begitu cepat meninggalkan aku....! " teriak gadis kecil itu terus menerus hingga selesai pemakaman.
Dengan air mata berderi , gadis kecil itu pun pulang kerumhnya . Timbul perasaan iba pada hati Hasan melihat gadis sekecil itu telah kehilangan kasih sayang dan bimbingan seorang ayah.
Keesokan harinya , tatkala Hasan Al- Bashri sedang duduk di teras rumahnya , gadis kecil itu muncul lagi . Sambil menangis dan berterik , ia menuju makam ayahnya . Hasan mengikuti dari belakangnya, ingin mengetahui apa yang akan diperbuatnya.
Sesampai dimakam ayahnya , gadis kecil itu memeluk makamnya dengan pipi diletakkan diatas gndukan tanah merah sembari meratap . Dari balik persembunyiaanya , Hasan bisa mendengarkan apa yang dikatakan oleh gadis itu.
"Ayah , malam tadi kau terbaring sendirian dalam kubur yang gelap ini. Jika malam sebelumnya aku bisa menyalakanlampu untukmu, tapi siapakah yaang menerangimu sekarang?" Jika malam sebelumnya aku bisa menggelar tikar untuk alas tidur ayah , tapi siapakah sekarang yang menggelarkannya untukmu?" Jika malam sebelumnya aku bisa memijit ayah , tapi siaapakah sekarang yang memijitmu? " ratap gadis kecil itu memilukan.
" Ayah jika malam sebelumnya aku yang menyelimuti tubuhmu , tapi  siapakah yang menyelimutimu tadi malam ? Jika malam sebelumnya , ayah bisa memanggilku dan aku pun menjawabnya, tapi siapakah semalam  yang engkau panggil dan siapa pula yang menjawabmu? Jika sebelumnya ayah minta makan dan memintaku untuk menyiaapkannya , tapi apakah semalam ayah makan dan siapa yang menyiapkannya? " kembali terdengar ratapan gadis kecil itu diantara isakan tangisnya.
Hasan Al -Bashri yang mendenganr ratapan gadis kecil  diatas kuburan itu , tak kuasa menahan air matanya karena trharu . Mka didekatilah gadis itu sembari memberi nasehat.
"Wahai anakku ! Janganlah meratap seperti itu . Seharusnya , Ucapkanlah seperti kata-kataku ini . Ayah......kau  telah kukafani dengan kafan yang bagus , masihkh kau memakainya ?  Kta orang Saleh , kain kafan orang yang meninggal dunia ada yang diganti dengan kain kafan dari surga dan pula yang dari nerka . Manakah diantara kain kafan itu yang ayah kenakan sekarang ?" Kata Hasan menenangkan hati gadis kecil itu.
" Ayah .......Kemarin aku telah meletakkan tubuhmu yang sgar bugar dalam kubur , masih bugarkah tubuh ayah sekarang? Ayah ....., para ulama mengatakan bahwa semua manusia akan ditanya tentang keimanannya. Diantara mereka ada yang bisa menjawab dengan lancar , namun ada pula yang bisu . Apakah ayah bisa menjawb atau hanya membisu ?" Sambung Hasan memberi nasehat.
" Ayah .......,kaanya kuburan itu itu bisa menjadi luas atau bertambah sempit tergantung amalnya sewaktu hidup didunia . Bahkan  , katanya kuburan itu bisa merupakan secuil dari taman syurga ., namun bisa juga merupakan lubang dari neraka . Yang menjadi pikiranku , apakah kuburan ayah sekarang ini bertambah luas atau semakin menyempit , taman syurga ataukah lubang neraka ?" tambah Hasan.
" Ayah.........., katanya liang kubur bisa menghangati mayat sebagaimana pelukan serorang ibu kepada anaknya, tetapi bisa pula seperti lilitan ular yang mermukkan tulang . Bagaimana keadaaan tubuh ayah sekarang ini ? " lanjut Hasan .
" Ayah........., Ktanya orang yang berada  dalam kubur itu ada yang menyesali mengapa sewaktu hidup didunia tak memperbanyak amal sholeh , dan yang menyesali mengapa melakukan maksiat , pertanyaanku , apakah ayah termasuk orang yang menyesali karena perbuatan maksiat atau karena sedikit melakukan amal sholeh ?" imbuh asan.
" Terakhir , Ayah........, dulu setiap aku memanggilmu engkau selalu menjawab , namun kini setiap kupanggil engkau tak pernah menjawab . Kini kita telah berpisah dan tak akan bertemu sampai hari kiamat kelak . Semoga Alloh tak menghalangi perjumpaanku denganmu " bimbing Hasan kepada gadis kecil itu yang sedari tadi senantiasa mendengarkan nasehatnya.
Gadis kecil diam sejenak . Tak lama kemudian ia berkata , " Nasehat Tuan sangat baik sekali , saya sampaikan terima kasih banyak ."
Setelah mengucapkan demikian , gadis kecil itu lalu mendoakan ayahnya. Kmudian Hasan Al - Bashri  mengajak pulang.


(disarikan ---dari jejak para sufi----imam Musbikin--Miftahul Asror ---Mitra Pustaka--Yogjakarta )

disampikan dalam Kultum Ba'da Maghrib
Oleh Ustadz Pardiro As Slemany
di Masjid Al Falaah Kracaan Semin Semin Gunungkidul & Masjd Nurul Mutaqin Munggur semin Gunugkidul 

Minggu, 12 Agustus 2012

RAMADHAN KINI MAKIN MENIPIS

HIDUP YANG BERMAKNA

hari-hari berlalu semakin cepat, tak terasa kita sudah beradah dipenghujung waktu yang sangat bermakna, satu hari yang paling memilukang disaat ramadhan berlalu namun tak ada bekas samasekali, hanya secuil keikhlasan yang bisa kita ukir diatas keyakinan bahwa ramadhan sangatlah bermakna di hari kemengan yakni idul fitri.

akankah terulang kembali masa yang telah berlalu hingga mendapati ramadhan kembali kepangkuan kita...? tak ada satupun orang dimuka bumi ini yang mampu kembali kemasa lalu, dan taksatupun dari kita yang bisa lari dari kehidupan kita sekarang, bagaimanapun bentuk dari hidup ini mau tak mau haris ikhlas menghadapinya, senang, susah, miskin, kaya, bahagiah atau tidak, rela atau tidak rela kehidupan ini harus kita jalani...

haruska kita menatap hari ini dengan sebelah mata...? penyesalan bukanlah solusi menghindari kenyataan namun hanya menambah beban yang akan menyeret kita kepada keterbelengguan yang nyata. konsep hidup ini amatlah mudah bagi kita yang mampu mengadaptasikan suasana keterbelengguan itu, karena keterbelengguan adalah sikap yang sangat tradisional dan sangat berpengaruh terhadap keikhlasan kita yang mengingingkan hidup bahagia.

Ramadhan tinggal selangkah lagi adkah kita menyesali segala perbuatan kita yang samasekali tidak menyinari bulan suci ini..? karena saya yakin bulan Ramadahn apabila sudah berlalu maka tak akan menengok kebelakang dan cahaya ramadhan akan hinggap kepada orang-orang yang mempergunakan bulan ini sebagai lahan mencari Amal, sehingga tak ada lagi penyesalan bagi mereka yang ikhlas menjalani hidup ini dan tegar dalam menatap kehidupan yang penuh dengan penomena keterbatasan waktu.

Ramadhan akan segera meninggalkan kita sudakah kita memaknai Ramadhan ini dengan ibadah..? tentunya satu jawaban yang sangat berat kita ucapkan kendati demikian bagi insan yang ikhlas, pasti rela melepas kepergian ramadhan ini dan berharap akan mendapatinya kembali, namun bagi insan yang tak mengharapkan kedatangan ramadhan pasti berfikir bahwa Ramadhan atau Sawal sama saja dan tak berharap ramadhan kembali.

Innalillahi Wainnailaehi Rajiun...merekalah yang mendapat musibah yang sangat besar karen hatinya wafat, dan hanya tobatlah yang mampu menghidupkan kembali hati dan keikhlasanya.

www,juve09.com/2012/08/makna-hidup/

 

Kamis, 09 Agustus 2012

TAK JADI BERZINAH

1. TAK JADI BERZINAH

Al Malikah adalah seorang perempuan yang sangat cantik perempuan dari kaum bani israil,ia adalah primadona bagi semua lelaki Bani israil. Sayangnya kecantikan yang ia miliki disalah gunakan olehnya, Al Malikah menjadi seorang pelacur kelas tinggi, taripnya 10 dinar sekali pakai.

Banyak yang tergila-gila kepada kecantikanya Al malikah, dan salh satu diantara mereka adalah seorang pemuda yang bernama Abid, sayangnya Abid tak memiliki uang sebanyak itu untuk bisa mendekati perempuan itu.

Karna keinginan yang menggebu gebu, Abid bekerja membanting tulang untuk mengumpulkan uang. tekad Abid sudah bulat bahwa Al malika akan jatuh pasrah dipelukanya meski sesaat

Setelah sekian lama bekerja akhirnya abid dapat mengumpulkan uang sebanyak 100 dinar. Dengan berbekal uang sebanyak itu, ditemuinya perempuan pujaanya itu.

" Silahkan masuk," kata Almaliaka menyambut kedatangan Abid.

Mendengar sapaan yang terdengar mesra dari pujaanya, Abid melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar perempuan itu. Hari ini akan terpenuhi keinginanya, bekal uang 100 dinar sudah ada di sakunya.

Namun ketika Abid sudah berada didalam kamar dan duduk diatas ranjang Al malikah, tubuhnya mendadak gemetar, peluh dingin membasahi sekujur tubuhnya. Dan ketika Al malika memeluknya, Abid meronta berusaha melepaskan diri.

"lepaskan ! lepaskan aku, dan ambillah uang 100 dinar yang ada disakuku," teriak Abid seraya berusaha bangkit dari ranjang perempuang pelacur itu.

"Kenapa kau? Apa yang terjadi dengan dirimu?" tanya Al malikah tidak mengerti

"aku takut,"kata Abid masih gemetaran.
"takut? hahaha.....Takut kepada siapa?,"tanya Al malika.

"aku takut kepada Allah. bagaimana nanti aku mempertanggung jawabkan perbuata maksiatku ini kepada-NYA ?" ujur Abid

Mendengar jawaban itu Al malika menjadi tertegun, termangu diatas ranjagnya. Nuraninya tersentuh pada sikap lelaki yang duduk di dekatnya itu. Suatu kejadian aneh atas dirinya, yang tak pernah ia alami sebelumnya. Pada hal sudah berpuluh-puluh lelaki telah jatu kedalam pelukanya, tapi yang bersikap seperti Abid baru kali ini ditemukanya.

Tak terasa air mata Al malikah menetes membasahi pipinya. Terbayang semua dosa yang selama ini ia lakukang sebagai seorang perempuan lacur.

www.juve09.com/2012/08/kisah-kisah-teladan/